Binar di Balik Kerling
ada bias membayang tanya
saat kasat mata menerawang hati
sekejap menyibak tabir
binar mata rahasia.
Bandung, 2008
Selembar Bulu Mata
Selembar bulu mata terbang hampiriku
seolah bertanya pipi mana yang menantinya
lalu angin nakal coba menggoda
ditiupnya selembar bulu mata dengan sigap
lalu jatuh di pipi mu yang ranum
ah, adinda nakal nian angin bertiup
andai saja kau tahu bulu mata siapa yang genit itu
malu rasanya aku bersua. karena rapuh bulu mataku
merindukan mu di lingkar pipi mu yang bundar
Bandung, 2008
Mata Sunyi Dalam Sajak
seribu kali kerling bersautan
andai bersuara ia kan berkata
ini bukan lomba, sayang.
kedap-kedip buramkan retina
yang malas tuk menatap
serupa wajah bertabur air mata.
dalam sajak coba kuterka
mata sunyi menahan sepi
usai hujan langit kelabu.
lalu kau hijrah dengannya.
Bandung, 2008
Mata Sendu dalam nyanyian
-tertulis nama Kau
lewat sajak kucoba bersenandung
walau nada cenderung sumbang, namun
harapan kan tersampaikan meski guguran daun
menerpa kata.
aku teriakkan sajak muskil
yang berkelakar dalam kepalsuan, tapi
itu adalah tulus. sebab hidup pun
kian palsu.
lalu aku terdiam suntuk
bernyanyi dalam hati, meratapi mata nan sendu
yang terbang bersama symponi palsu.
Bandung, 2008
Beri Tuhan Bukti, Bukan Janji
Tuhan, kan ku buktikan doa kemarin sore
dalam ikhtiar yang terikhlas
bahwa aku hanya untuknya. sebab doa bukanlah
janji, tapi pembuktian seorang insan.
jadikan dia untukku.
Bandung, 2009
Senyum Duka di Sebuah Pertemuan Kecil
Mega
mendung
lalu
hempasan
nafas
dihembus
bibir
tipis
mu.
Bandung, 2009
AIR MUKA MENYIRAM BATHIN SUNYI
-kepada perempuan Ku
bagai pijar kala gelap menerpa
paras mu hadir membias di ruang imaji
lalu kau tebar senyum diantara mega mendung langit ku.
ah, jika saja di rinai gemericik wudlu ku kau hadir
mungkin aku ingin menjadi imam untukmu
layaknya matahari menjadi poros rembulan
O allah, maha seniman dari yang ada
tiada terperi kau cipta maha karya yang terindah, yang selalu dijalan Mu
andaikata lelaki mati dalam gelimang dosa yang telah beku,
mungkin gadis itu kan membimbingnya menuju syafaat sang manusia pilihan
bias air muka mu hai gadis sunyi,
kembang impian di relung imaji ku…
Bandung, 2009
INTERVIEW BATHIN : EPISODE TERJEBAK (PAMIT SEJENAK)
terjebak nyaris tak bisa keluar, semakin hari
rasa sayang itu perlahan ku gali
kembali setelah hampir empat tahun
yang lalu pernah aku menorehkannya
pada si jelita gadis bermata sendu.
kini semakin besar setiap saat, tumbuh
dan tumbuh…mimpi di kala lelap tak
lagi tentang bintang, atau angkasa,
tapi paras manis dan matanya yang
sendu senantiasa hadir menemani tawa
dan air mata ku.
terjebak hati serasa enggan melepasnya, tapi
ada lain sisi saat hati kecut tuk
meraih yang bukan milikku.
harus bagaimana?
hanya ingin berkata
aku sayang
tak lebih.
mungkin saat purnama perlahan pudar,
itu adalah tapak langkah aku
pergi, jejak langkah yang terbaik
agar keutuhan tetap kau miliki, demi
kasih dan sayang, demi cinta dan
kemunafikan, demi harapan yang selalu
samar, demi sebuah kesalahan, demi
sahabat terbaik yang pernah hadir.
semoga semua yang kutulis tak menjadi petaka
sampai jumpa sejenak…entah sampai
kapan…
semoga kita terwujud dalam satu ikatan
yang tak pernah padam, hingga tiba
titik nadir.
atau tidak sama sekali, dan senyum ku
akan kekal membias atmosfer malam saat
bintang-bintang selesai ku hitung.
mungkin esok, lusa, atau tak pernah
ada lagi hari untuk kelancangan ini…
maafkan teman…
maafkan kasih…
maafkan untuk sebuah kelancangan!!!
Bandung, 2009
INTERVIEW BATHIN : EPISODE SENYUM UNTUK SAHABAT
MENGIKIS SUNYI
:sahabatku
Terpa angin menepis sukma nan gelisah
daunan kering di hembus nafas perlahan,
bukankah kau hisap wangian dupa
yang mengepul di ruang ruhanimu?
ah, usahlah kau remang diambang rutinitas
yang silau bagai fatamorgana.
yakinlah bahwa atmosfer hati masih terselubung tanpa retak,
bukankah kau tiupkan pesan bathin kepadanya
yang meruang dalam imajimu?
gerimis masih kan menyambut langkahmu esok,
tapi bukan rintang yang menerpa itikad
tuk kau sibakkan dengan gemulai sampur di jentik jemarimu?
ada hening dalam damai yang menantimu
tuk kembali bersimpuh di rengkuh sujudmu nanti malam,
saat perlahan kau mengikis sunyi…
Bandung, 2009
MEDITASI LANGITAN
-jejak labirin sahabat malam
telusur aroma suarga
di rundung teka-teki hidup
kau raba identitas diri
di jalan berliku terjal
saat temaram senja mengampirimu
dalam remang nuansa hati
ya,jalan berliku harus kau lalui
karena lelaki tak lelah mencari
seperti saat kekasih pergi
menuai sesal di dalam diri
lantas matahari menusuk perut bumi
saat takbir mendengung dalam nurani
yang berlalu memanggil pergi
seketika mata terpejam dalam transisi
bathin meredup diantara memori, lalu
meditasimu menembus langit nan tinggi
agar cinta kau raih lagi
Bandung, 2009
SAJAK PUNTUNG ROKOK
tinggal kepul di ujung bibir
berhembus isyaratkan kata
ketika mata memerah pudar
saat kantuk gerayangi retina
dan botol kosong sisa minuman
yang kuseruput hingga tak berair
ah…
kini habis sudah kawanku
saat rokok terakhir tinggal puntung
tapi takan pernah kubuang
karena puntung itu kini kawanku
Bandung, 2009
KATAKATAKITAKITA
bau pete!
karena aku baru makan pete.
dan katakata
wartakan aroma pete
dan kitakita
isyaratkan bau nya
Bandung, 2009
KUTANTANG MATAHARI PAGI
sekujur malam setubuhi siang
kutatap langit gelap
kuhitung bintang-bintang
ku tutupi rembulan dengan beha
kuwarnai mega mendung dengan tinta pink, biar lebih cerah di malam hari.
kutembus waktu dengan dentuman bising deru knalpot vespa tua yang membelah
sepertiga malam, saat adzan awal di kumandangkan bilal di atas singgasana ke tujuh yang terselubung aura mu yang tak henti menyelimutiku
lalu kuterlelap tanpa basuhan embun sucikan air mukaku yang kusam, sehabis mendorong vespa seperempat menit dan kuterjang mimpi paras gadis yang hampir hilang, lalu kuhapus mimpi itu dengan wajah ibu pertiwi yang tengah dikoyak
lalu kutantang matahari pagi
karena esok pagi harus SP…
sialan !!!
Bandung, 2010
REKREASI CINTA
-memoar yang hilang
ada harapan baru
saat sehelai rambut
berontak dibalik kerudung
yang tersingkap angin nakal
ah, tak kekal iman itu
saat angin genit menyapanya
lalu kau tantang diriku
ketika bibirmu mengajak bibirku
rekreasi semu
tapi itu dulu,
kini nihil…!
Bandung, 2010
INTERUPSI BATHIN
stop !
saya ingin rehat,
karena mata hati
telah dikhianati
maka izinkan saya
tuk bobo walau sejenak
karena katakata menjadi
busa yang mambabibuta
mengurai makna!
ah, ku ingin mendengkur…!!!
Bandung, 2010
interview bathin : episode mengikis galau
GERIMIS MENYERANG JIDAT
seketika mengguyur nurani
dalam emosi yang tak tentu?
bagai air mata yang beriringan
jatuh menyiram bathin yang kering
ah, untung saja gerimis yang membuat
pening. bila derasnya hujan yang
menyerang itu pasti air mata kian
terkuras..
Bandung, 2010
AIR MATA SENDU
tak jatuh di pipimu
tak berlinang di retinamu
tak menghujan di sekujur tubuhmu
tak deras menguras pikirmu
tak hanyut di alir darahmu
tak bening di relung matamu
tapi melanda bagai tsunami
di hatimu nan galau…
Bandung, 2010
TERLELAP LAYAKNYA PUTRI DI KHAYALAN
angin; lalu sang pembawa cerita
mengurai kata. ah, mungkin sekedar
canda atau nestapa.
api; lalu sang pembawa berita
menabur makna. ah, mungkin sekedar
tanya atas tawa dan derita.
air; lalu sang pembawa laku
menyiram sukma. ah, mungkin sekedar
rana pembuka mata.
bumi; lalu sang pembawa logika
menaruh asa. ah, mungkin sekedar
rasa mengungkap kata.
tapi euphoria itu membawa ku hanyut ke
bima sakti di ambang realitas khayal.
Bandung, 2010
REKREASI KALBU
-gadis bermata sendu
kau taruh duka di ujung senyum
kau tuai suka di sudut luka
kau belai derita di bibir tawa
tapi mimpi tetap kau genggam
kau basuh air muka kian cemerlang
kau usap gemulai tubuh kian gemilang
lalu kau rengkuh di balik kain putih
nan suci itu.
ah, lama nian tak kulihat pemandangan
macam itu.
Bandung, 2010
air mata sunyi dalam imaji
ketika sesorang lelaki sepi,menitiskan air mata sunyi dalam imaji :
air mata sunyi dalam imaji menitis perlahan dan kuusap untuk sebuah perlawanan dramatik yang mungkin sangat ironis ku dengar,
ah air mata sunyi membasuh sepi dalam diri setelah kontemplasi terdalam yang kualami menjadi kawah candradimuka bagi hidup yang menanti.
dalam air mata sunyi kucoba berkaca menatap paras dengan dua mata yang memang berlinang untuk kesekiankalinya, ah entah apa yang menyebabkannya tapi mungkin ketiadaan dalam isi dan kehampaan dalam esensi. sedikit lebih mirip pada keambiguan yang menghasilkan sebuah tanda tanya besar akan ode yang juga dipertanyakan.
lantas dengan apa sang lelaki sepi mengarungi belukar cinta, mungkinkah dengan imaji sunyinya? atau dengan keberanian yang tak tergoyahkan hingga ia benar-benar sepi. ah, mungkin terlalu congkak hingga emosi diri tertimbun dalam hati yang memang kokoh hingga air matanya pun kian sunyi dalam kebekuan.
lihatlah ke matahari, maka air muka kan membara. atau tengoklah rembulan yang memberikan katarsis dalam bias cahayanya yang memang menyejukkan bak cahaya suarga….
mungkin untuk itu seorang lelaki sepi menebar air mata sunyi atau untuk membunuh nafsunya sendiri? entahlah..kita hanya bisa turut bersimpati pada air mata sunyi yang membeku dalam imaji yang rapuh.
entah untuk apa???
kamu yang memerah di imaji tentu akan menyilaukan si mata sunyi yang memang telah lama mengharap. tapi kita tahu bukan untuk itu, sayang…hanya sekedar cinta yang sederhana yang tak pernah angkuh mengucap!
Bandung, 2010
MENGGERAYANGI SEPI
sejenak mati lampu
lalu padam hati ku
digundah temaram qalbu
yang tengah menanti Mu
Bandung, 2010
MEMANGKAS BENCI DI BARBERSHOP CINTA
lalu kita jadian
dan berjalan tanpa kaca spion,
karena masa lalu tinggal cerita.
Bandung, 2009
MENARI SUNYI
sehelai sampur menyibak pandangku
waktu sejenak kau hadir membayang
di ambang realitas yang renggang
di pisah jarak yang enggan ku raih,
dan ku biarkan kau menari sunyi dalam
imaji yang biasa sepi.
Bandung, 2009
sumber : http://fiksi.kompasiana.com/group/puisi/2010/07/02/antologi-puisi-rakhmatkoes-rakoes-2008-2010/